Keindahan berasal dari
kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda
yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil
seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng
gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah
(halaman, taman, perabot rumah, suara, warna dan sebagainya). Keindahan adalah
identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie
dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia
dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar
katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis
“bellum”.
Manusia setiap waktu
memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya
tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan
betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan
termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang
mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta
harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan
berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan
bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan
minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan
apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan
tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Menurut cakupannya
orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris
sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda
atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang
dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya
pengertian; yakni
1. keindahan dalam arti luas
2. keindahan dalam arti estetis murni
3. keindahan dalam arti terbatas dalam
pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti
luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya
tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang
selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah,
kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran
yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran.
Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori
umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai
ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai
adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari
kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu
sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai
terbukti ketakbenarannya.
Dalam ”Dictionary of
Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut
: ”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality
of any object which causes it be of interest to an individual or a group”
(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan
manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu
kelompok).
Hal itu berarti, bahwa
nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara
tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada
hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu
benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai Ekstrinsik Dan
Nilai Instrinsik
Nilai itu ada yang
membedakan antara nilai subyektif dan obyektif, Tetapi penggolongan yang
penting ialah :
Nilai Ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal
lainnya (instrument / contributory), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu.
Nilai Instrinsik
adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Kontemplasi Dan
Ekstansi
Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan
suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk
mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia
gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi
berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi.
Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa
kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba
sempurnaan kehidupan manusia.
Teori – teori dalam
Renungan
Renungan berasal dari
kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Biasanya manusia akan
merenung apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori antara lain :
teori pengungkapan.
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya
seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau
antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan
intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti
misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran
angan-angan.
teori metafisik
Teori semi yang
bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari
Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,
konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan
suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia
hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
teori psikologis
Teori-teori metafisis
dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi
tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena
terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem
menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran
penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan
yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer
(1820-1903).
OPINI:
Manusia dan keindahan
merupakan satu kesatuan.bisa di bilang begitu karena keindahan juga merupakan
bagian dari manusia, manusia sangat memperhatikan keindahan dari cara
berpakaian, cara berbicara, cara berjalan, cara bergaya, dan lain - lain.
Keindahan juga bisa diciptakan dengan oleh manusia dengan kegiatan seperti
melukis, bernyanyi, dan memainkan alat musik, tak sedikit manusia yang membuat
keindahan untuk diri sendiri dalam arti untuk kehidupan mahkluk hidup lain nya
contoh bila mana kalau kita merawat kebersihan lingkungan sekitar maka akan
tercipta kerukunan yang sejuk dan indah, jika itu dapat dilakukan itu akan
menjadi budaya yang sangat menarik.
Keserasian berasal dari kata serasi dan
dari kata dasar rasi yang artinya cocok, kena benar dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada suatu hal.
Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan.
Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan
seimbang.Perpaduan misalnya : orang berpakaian antara kulit dan warna yang
dipakai harus cocok.
Contoh yang menunjukkan unsur ukuran-ukuran yang seimbang atau tidak seimbang/serasi, misalnya dalam memadu rumah dari halaman akan kelihatan serasi dan indah apabila rumah yang bagus dengan halamannya yang luas dan ditata dengan bunga-bunga yang indah maka orang akan memuji keserasian itu. Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi. Keserasian juga bisa dibilang dengan kelarasan yaitu dua hal yang berbeda yang bisa menjadi terlihat indah dan selaras/serasi.seperti pada taman yang hijau tumbuh pohon-pohon hijau yang menjadikan tempat itu terlihat serasi.contoh keserasian pada manusia atau hubungan juga suka terjadi keserasian. Dua orang yang berhubungan dan memiliki kesamaan atau kecocokan bisa di katakan serasi. Jadi,keserasian bisa di teorikan menjadi hal yang cocok.
Contoh yang menunjukkan unsur ukuran-ukuran yang seimbang atau tidak seimbang/serasi, misalnya dalam memadu rumah dari halaman akan kelihatan serasi dan indah apabila rumah yang bagus dengan halamannya yang luas dan ditata dengan bunga-bunga yang indah maka orang akan memuji keserasian itu. Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi. Keserasian juga bisa dibilang dengan kelarasan yaitu dua hal yang berbeda yang bisa menjadi terlihat indah dan selaras/serasi.seperti pada taman yang hijau tumbuh pohon-pohon hijau yang menjadikan tempat itu terlihat serasi.contoh keserasian pada manusia atau hubungan juga suka terjadi keserasian. Dua orang yang berhubungan dan memiliki kesamaan atau kecocokan bisa di katakan serasi. Jadi,keserasian bisa di teorikan menjadi hal yang cocok.
·
Kehalusan
Kehalusan dalam pengertian keindahan bagi manusia dimaksudkan sebagai sikap
lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut
dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya. Hal ini berarti
menyangkut kesopanan atau keadaban dari sikap manusia dalam pergaulannya baik
masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas.
Menurut Alex Ganur dalam bukunya yang berjudul etika bahwa unsur-unsur dan
bagian yang dapat melahirkan sikap halus atau kasar adalah :
a.
Anggota badan, bahwa anggota badan yang melahirkan sikap kehalusan atau
kasar seperti kaki, tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata dan roman muka.
Orang yang kesadaran etisnya tinggi, sikap-sikap kakinya dikendalikan
sebaik-baiknya untuk tidak mengganggu atau merugikan orang lain.
b.
Bahasa, orang yang kesadaran etisnya tinggi bisa memilih kata-kata yang
sopan, penyusunannya juga teratur, serta pandai mengatur dan mengendalikan
nada, irama dan alun suara dalam mengucapkan isi hati, keinginan dan buah
pikirannya.
c.
Bagian-bagian rohani, melahirkan sikap yaitu pikiran, perasaan dan kemauan
(cipta, rasa dan karsa). setiap tindakan dan perbuatan timbul karena adanya
kemauan. Dengan adanya kemauan, manusia dapat menentukan pilihan berbuat atau
tidak berbuat sesuatu baik berbuat baik atau tidak berbuat baik.
Ketiga unsur rohaniah diatas merupakan jalinan yang kuat sekali dan yang
membuat orang dinamis. Dengan pikiran, manusia dapat mengendalikan keauan dan
perasaannya. Hal ini berarti dapat mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan
rasionya. Demikian pula perasaan halus akan melahirkan jalan pikirannya
sehingga dapat melahirkan pikiran yang bijaksana atau akal yang sehat.
Agar didalam pergaulan terjadi kehalusan dan kelembutan maka hendaklah
hubungan itu dilakukan harus berdasarkan prinsip-prinsip :
·
Cinta kasih
·
Keadilan
·
Kejujuran
·
Keloyalan
·
Kesetiaan
Apabila hal-hal diatas dipegang teguh dan sebagai dasar pergaulan maka akan
selalu ditemui kehalusan atau kelembutan, kedamaian, kebahagiaan dan
ketenangan.
Kehalusan dalam karya seni sangat menentukan untuk perwujudan
kehindahannya. karya seni sebagai hasil ciptaan manusia, mempunyai nilai-nilai
tertentu untuk memuaskan sesuatu keinginan manusia.
Dilihat dari mediumnya, maka suatu karya seni mempunyai :
a.
Nilai inderawi (sensous value), bahwa dengan nilai ini pengamat memperoleh
kepuasan lewat ciri-ciri inderawi hasil seni seperti warna-warna yang terpancar
dari suatu lukisan atau kata-kata yang indah terdengar dalam suatu deklamasi
saja.
b.
Nilai formal (formal value), yang membuat sipengamat menghargai atau
mengagumi bentuk karya seni tersebut.
c.
Nilai Pengetahuan (cognitive value), bahwa dengan penghayatan seni membuat
orang sadar akan realita subjektif, pengalaman intern dan perasaannya.
d.
Nilai kehidupan (life value), melalui karya seni berbagai nilai kehidupan
diteruskan, seperti ide, thema, atau dalil keadilan yang terselip didalam karya
seni itu sendiri. Bahkan terhadap kehidupan pribadi, seseorang itu mampu merasa
dan menilai secara halus karya seni yang dihayatinya sehingga dalam hal ini
dapatlah dikatakan bahwa seni untuk seni.
Teori Keindahan Subyektif dan Obyektif
Teori Keindahan
Estetik kadang-kadang dirumuskan pula sebagai
cabang filsafat yang berhubungan dengan teori keindahan (theory of beauty).
Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk mengenali apa keindahan itu,
maka teori keindahan menjelaskan bagaimana keindahan itu. Salah satu
persoalan pokok dari teori keindahan ialah mengenai sifat dasar dari keindahan.
Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang ada pada benda indah ataukah hanya
terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut? Penjelasan
masalah ini dalam sejarah estetik menimbulkan 2 kelompok teori yang terkenal
sebagai teori obyektif dan teori subyektif tentang
keindahan atau estetis.
Kelompok teori obyektif dianut
oleh misalnya Plato, Hegel dan Bernard Bosanquet, sedangkan kelompok teori
subyektif didukung antara lain oleh Henry Home dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan
atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memeng
telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapan sifat sifat indah yang
sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah membuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban
yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbahan antara bagian-bagian
dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu
tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pad suatu
benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada penerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan
bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa
seseorang pengamat memperoleh suatu pengalaman estetik sebagai tanggapan
terhadap benda indah itu.
Yang tergolong teori
subyektif ialah yang memandang dalam suatu hubungan di antara suatu
benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang
berupa menyukai atau menikmati benda itu.
Faktor Pendorong Seseorang Menciptakan Kesenian
Mencipta seni merupakan suatu langkah awal munculnya suatu karya seni.
Takkan ada seni apabila tidak ada proses penciptaan seni. Mencipta seni
merupakan suatu langkah yang berat bagi pemula seni maupun seorang seniman yang
dalam keadaan tidak mood/kondisi yang tidak mendukung dalam mengawali
penciptaan seni. Untuk itu perlu adanya pengetahuan tentang hal-hal yang dapat
mendukung dan menghambat proses penciptaan karya seni. Hal tersebut merupakan
faktor-faktor yang terkait langsung dalam kaitannya proses penciptaan seni. Sehingga
seorang seniman dapat menyiasati dalam berbagai kendala mencipta suatu karya
seni. Faktor pendukung dan penghambat proses penciptaan seni dapat digolongkan
menjadi:
1. SENIMAN
Pada dasarnya seniman memiliki dua tipe kecenderungan dalam menciptakan
hasilnya yaitu tipe naturalis yang artinya suatu tipe yang selalu terpengaruh
adanya bentuk-bentuk yang dilihat secara alamiah, dan tipe yang kedua yaitu
tipe ekspresi artinya suatu tipe yang lebih mengutamakan segi pengungkapan
perasan batin seorang seniman tanpa adanya pengaruh dari bentuk-bentuk alamiah.
2. LINGKUNGAN
Lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam lahir tidaknya suatu karya seni
rupa. Seorang seniman apabila berada dalam lingkungan di mana banyak
kemelaratan mengelilinginya, maka dalam berkarya akan tampak ciri dari karya
yang diciptakannya.
3. SARANA
Sarana mempunyai pengaruh yang besar pula untuk mendukung dan menghambat
suatu proses penciptaan karya seni rupa. Begitu besar hasrat untuk berkarya,
tetapi sarana tidak menunjang maka tidak akan terwujud hasrat itu, untuk itulah
pengadaan sarana sangat diperlukan dan punya peranan penting dalam proses
penciptaan karya seni rupa.
4. WAKTU
Pengaturan waktu sangat dibutuhkan dalam mendukung terciptanya suatu karya
seni, begitu pula sebaliknya waktu yang tidak tepat akan mempersulit untuk
menciptakan suatu karya seni rupa. Diperlukan waktu yang tepat antara waktu
menciptakan karya seni dengan waktu yang digunakan untuk kegiatan lain.
0 komentar:
Posting Komentar