1. Definisi Mitos
Menurut
Bascom (Danandjaja,1986) Mite atau mitos adalah cerita
prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh empunya
cerita. Mite tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi
di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang dikenal sekarang, dan
terjadi pada masa lampau. Karena itu, dalam mite sering ada tokoh pujaan yang
dipuji dan atau sebaliknya, ditakuti.
Selain itu Mitos (dari
Greek µύϑος mythos) menurut pengertian Kamus Dewan, adalah "cerita
(kisah) tentang dewa-dewa dan orang atau makhluk luar biasa zaman dahulu yang
dianggap oleh setengah golongan masyarakat sebagai kisah benar dan merupakan
kepercayaan berkenaan kejadian dewa-dewa dan alam seluruhnya." Mitos juga
merujuk kepada satu cerita dalam sebuah kebudayaan yang dianggap mempunyai
kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi pada masa dahulu. Ia
dianggap sebagai suatu kepercayaan dan kebenaran mutlak yang dijadikan sebagai
rujukan, atau merupakan suatu dogma yang dianggap suci dan mempunyai konotasi
upacara.
Mitos
menurut Harsojo (1988) adalah sistem kepercayaan
dari suatu kelompok manusia, yang berdiri atas sebuah landasan yang menjelaskan
cerita-cerita yang suci yang berhubungan dengan masa lalu. Mitos yang dalam arti
asli sebagai kiasan dari zaman purba merupakan cerita yang asal usulnya sudah
dilupakan, namun ternyata pada zaman sekarang mitos dianggap sebagai suatu
cerita yang dianggap benar. Manusia memerlukan sekali kehadiran alam sehingga
terjadi hubungan yang erat antara manusia dan alam.
Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah
berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan
makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya
cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu
kepada cerita
tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk
penghuninya, bentuk topografi, kisah para
makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagaicatatan
peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi
fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan
tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau
ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
2. Mengapa
Mitos Di percaya?
Pada zaman dahulu,
kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran. Keterbatasan
itu menyebakan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara pemikiran yang
sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang
tepat. Dengan demikan, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan
terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran .
Perkembangan selanjutnya
adalah memenuhi kebutuhan non fisik (pikirannya), jadi tidak semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan alam
pikirannya. Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan
dari pengalaman dan kepercayaan seseorang disebut mitos. Adapun cerita yang
berdasarkan mitos ini disebut legenda . Mitos ini timbul disebabkan karena
keterbatasan alat indra manusia, seperti :
1.
Alat penglihatan Banyak benda yang
bergerak begitu cepat sehingga tak tampak oleh mata.
2.
Alat pendengaran Pendengaran manusia
terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik.
3.
Alat pencium dan pengecap Bau dan rasa
tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya
bisa membedakan empat jenis rasa, yaitu manis, masam, asin , dan pahit.
4.
Alat perasa Alat perasa pada kulit manusia
dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif sehingga tidak bisa
dipakai sebagai alat observasi yang tepat. Pengulangan pengamatan dengan
berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu
dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a. Keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan keterbatsan penginderaan baik langsung maupun
dengan alat.
b. Keterbatasan
penalaran manusia pada masa itu.
c. Hasrat
ingin tahunya terpenuhi.
3. Contoh
Mitos
Legenda Tangkuban Perahu
Di Jawa Barat
tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah
yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang
terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang
terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan
perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun
yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang
hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat
cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang
menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia
menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh
untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan
menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah
kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang
dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan
sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan
Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak
manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama
Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain
oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing
yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda
yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang
Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk
keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang
merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat
terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya
di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira
daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.Segera
setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada
anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa
akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi
menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan
tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari
kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya
meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa,
Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun
kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera
saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri,
tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya,
Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan,
saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang
lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi
putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan
pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan
syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya
adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh
bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu
harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai
bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan
aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk
memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung
air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang
sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat
bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa
untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok,
matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia
telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang
perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana
dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang
menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari
tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul.
Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan
membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri
dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Analisis :
Karakter tokoh : -
Dayang Sumbi : Cerdas, Manja, Pemarah.
-
Sangkuriang : Cerdas, Ceroboh.
- Ayah Dayang Sumbi : Tegas.
# Sisi Negatif :
Pengambilan keputusan secara terburu-buru tidak akan menghasilkan sesuatu yang
baik, keputusasaan Malin Kundang dalam berburu membuat dia membunuh ayahnya.
# Sisi
Positif : Tepat janji dengan ucapan, Dayang Sumbi menepati janji
untuk menikahi siapapun yang mengambilkan pintalan benangnya walaupun seekor
anjing.
Daftar Pustaka :
- http://wangparsud11.blogspot.co.id/2012/03/apa-itu-mitos.html
0 komentar:
Posting Komentar